Kamis, 10 Oktober 2013

WAJAH BAHASAKU KINI


PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA YANG TIDAK BAKU DI KALANGAN ANAK MUDA

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan keinginan dalam menyampaikan pendapat dan informasi. Bahasa sebagai alat untuk interaksi antarmanusia dalam masyarakat memiliki sifat sosial yaitu pemakaian bahasa digunakan oleh setiap lapisan masyarakat. Bahasa bukan individual yang hanya dapat dipakai dan dipahami oleh penutur saja akan tetapi, pemakaian bahasa akan lebih tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami makna tutur.
Sebagai masyarakat Indonesia tentunya kita menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, yang berfungsi sebagai alat komunikasi mempunyai peran sebagai penyampai informasi. Namun, pemakaian bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari mulai bergeser digantikan oleh pemakaian bahasa anak remaja yang dikenal dengan bahasa gaul. Interferensi bahasa gaul kadang muncul dalam penggunaan bahasa Indonesia dalam situasi resmi yang mengakibatkan penggunaan bahasa tidak baik dan tidak benar.
Bahasa gaul merupakan salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Istilah ini mulai muncul pada akhir ahun 1980-an. Pada saat itu bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para bajingan atau anak jalanan disebabkan arti kata prokem dalam pergaulan sebagai preman.
Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia.
Karena bahasa gaul yang begitu mudah untuk digunakan berkomunikasi dan hanya orang tertentu yang mengerti arti dari bahasa gaul, maka remaja lebih memilih untuk menggunakan bahasa gaul sebagai bahasa sehari-hari. Sehingga bahasa Indonesia semakin pudar bahkan dianggap kuno di mata remaja dan juga menyebabkan turunnya derajat bahasa indonesia.
Agar Bahasa Indonesia tidak tergeser oleh bahasa gaul, maka kita sebagai warga Indonesia yang baik hendaknya melakukan langkah-langkah pencegahan  dan penanggulangan sebelum Bahasa Indonesia benar-benar punah
Menyadarkan masyarakat Indonesia terutama para generasi penerus bangsa ini, Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional harus diutamakan penggunaannya. Dengan demikian, mereka lebih mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia secara baik dan benar daripada bahasa gaul. Penyadaran ini dapat dilakukan oleh para orang tua di rumah kepada anak-anak mereka. Dapat pula dilakukan oleh para guru kepada para siswa mereka. Selain itu, pihak pemerintah dapat bertindak secara bijak dalam menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan penggunaan Bahasa Indonesia di negara kita.
Pemerintah Indonesia harus menekankan penggunaan Bahasa Indonesia dalam film-film produksi Indonesia. Baik film layar lebar maupun sinetron. Dengan penggunaan Bahasa Indonesia secara benar oleh para pelaku dalam film nasional yang diperankan aktor dan aktris idola masyarakat, masyarakat luas juga akan mengunakan Bahasa Indonesia seperti para idola mereka.
Upaya untuk membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia dilakukan dengan jalur media masssa dan jalur kepemimpinan. Pembinaan bahasa Indonesia dilakukan melalui jalur media massa karena jangkauannya sangat luas. Kemudian, jalur kepemimpinan dapat pula dilakukan sebagai salah satu alternatif membina sikap positif terhadap bahasa Indonesia karena pemimpin merupakan panutan masyarakat.

Kamis, 03 Oktober 2013

Artikel dan Opini



KENAIKAN TARIF TENAGA LISTRIK

Seperti diberitakan di media – media massa, PLN melakukan kenaikan TTL sebesar 4,3 persen dalam kuartal II berlaku mulai 1 April 2013. Kenaikan TTL ini dilakukan pemerintah untuk menurunkan subsidi listrik yang angkanya telah menembus Rp 90 triliun dan juga menaikkan rasio elektrifikasi Indonesia yang baru 75 persen.
Dikatakan, kenaikan 15 persen dalam setahun akan dibagi menjadi empat tahap kenaikan, yakni pada Januari, Maret, Juli, dan Oktober 2013.

Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) memperhitungkan, kenaikan hingga Juli 2013 sudah mencapai 21,88 persen dibandingkan dengan tahun 2012, sehingga pada Oktober 2013 kumulatif kenaikan menjadi 27,5 persen.

Ketua Umum APPBI Handaka Santosa, Minggu (8/9/2013), mengatakan, pengusaha meminta supaya kenaikan TDL per 1 Oktober 2013 segera dibatalkan. Pasalnya, hingga kenaikan bulan Juli 2013, pusat niaga di Jabodetabek sudah menaikkan biaya layanan (service charge) hingga 10 persen, antara Rp 70.000 sampai Rp 140.000 per meter persegi (m2) per bulan.
Menurut pendapat saya kenaikan TTL akan bedampak besar terhadap pengusaha dan kosumen dikarenakan ongkos produksi menjadi naik  menyebabkan kenaikan harga barang, yang pada akhirnya akan semakin memberatkan konsumen menjadi beban yang ditanggung semua pihak
Padahal dengan pelayanan yang diberikan PT PLN saat ini masih dirasa jauh dari kata memuaskan masih banyak terjadi pemadaman bergilir di daerah – daerah. Apakah dengan menaikan TTL adalah solusi terbaik untuk mengatasi masalah subsidi yang dianggap terlalu besar?
Sedangkan kita telah mengetahui bahwa listrik adalah kebutuhan pokok yang paling dibutuhkan manusia modern dijaman ini, jika ini benar – benar akan diberlakukan maka tidak bisa dihindari makin banyak kejahatan pencurian listrik yang akhirnya juga merugikan pemerintah sebagai instalasi terkait
Diharapkan akan ditemukan solusi terbaik untuk semua pihak agar tidak ada yang dirugikan diakhirnya nanti
 

 

Design By:
SkinCorner