Minggu, 11 November 2012

Essai Tugas Teori Organisasi Umum 1


1.      Sebutakan macam-macam faktor pemicu terjadinya konflik menurut Soejono Soekanto !
Faktor pemicu terjadinya konflik menurut Soejono Soekanto
a.      Perbedaan pendirian dan perasaan individu
b.      Perbedaan latar belakang kebudayaan hingga seseorang akan terpengaruh oleh pola pikir dan pendirian kelompok, alhasil terbentuklah pribadi yang berbeda-beda
c.       Perbedaan kepentingan antara pribadi dan kelompok yang antara lain mencangkup bidang sosial, politik, dan ekonomi
2.      Sebutkan macam-macam konflik yang menurut Dahrendorf ! Beserta contohnya !
a.      Konflik dalam peran sosial. misalnya, antarperanan dalam keluarga atau profesi. maka, ini disebut konflik peran;
b.      Konflik antarkelompok sosial, misalnya konflik antarkeluarga atau antargeng;
c.       Konflik antarsatuan nasional, misalnya konflik perang satu dara atau konflik antarpartai politik dalam masa kampanye;
d.      Konflik antar individu yang tak terorganisasi, misalnya polisi melawan masa huru-hara
3.      Jelaskan pengertian dari kekerasan !
Kekerasan merupakan konflik sosial yang tidak terkendali oleh masyarakat dengan mengabaikan norma dan nilai sosial  sehingga menimbulkan tindakan merusak. Dengan kata lain, kekerasan mengacu kepada tindakan agresi yang melanggar norma dan nilai sosial.

Pilihan Ganda Tugas Teori Organisasi Umum 1


1.      Manakah yang bukan merupakan strategi dasar untuk mengurangi konflik antar pribadi yang di beri nama menurut hasil-hasilnya
a.      Kalah-kalah
b.      Menang-kalah
c.       Menang-menang
d.      Tidak kalah-tidak menang
Jawab : d.Tidak kalah-tidak menang
2.      Suatu  proses sosial antara sua orang, dua kelompok, atau lebih yang salah satu pihaknya berupaya menyingkirkan yang lain dengan menghancurkan atau membuatnya tak berdaya adalah pengertian dari
a.      Konflik
b.      Masalah
c.       Permasalahan
d.      Pertentangan
Jawab : a. Konflik
3.      Konflik merupakan pertentangan untuk berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lawan adalah pengertian konflik menurut
a.      Soerjono Soekanto
b.      Rama Soekamti
c.       Dahrendorf
d.      Frengki nafraf
Jawab : a. Soerjono Soekanto

Sabtu, 03 November 2012

Berbagai Strategi Penyelesaian Konflik Antar Pribadi


            Di samping pendekatan-pendekatan penyingkapan diri dan umpan balik, ada tiga strategi dasar untuk mengurangi konflik antar pribadi yang di beri nama menurut hasil-hasilnya: kalah-kalah, menang-kalah dan menang-menang.

            Kalah-kalah. Pendekatan kalah-kalah (lose-lose approach) untuk penyelesaian konflik adalah di mana kedua belah pihak kalah.Filler, House dan Kerr mengutarakan bahwa pendekatan ini dapat mengambil beberapa bentuk. Pendekatan pertama adalah kompromi atau melalui pengambilan jalan tengah yang di terima oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Pendekatan kedua adalah penyuapan dengan memberikan pembayaran kepada salah satu pihak yang terlibat dalam konflik. Pendekatan ketiga merupakan bentuk penggunaan pihak ketiga atau wasit (arbitrator). Tipe terakhir strategi kalah-kalah muncul bila pihak-pihak yang terlibat konflik mengambil jalan aturan-aturan birokratik atau peraturan-peraturan yang berlaku untuk menyelesaikan konflik. Dengan semua pendekatan ini, kedua belah pihak dalam konflik kalah. Hal ini kadang-kadang merupakan satu-satunya cara dengan mana konflik dapat di selesaikan, tetapi pada umumnya kurang diinginkan strategi menang-kalah, atau secara khusus strategi menang-menang

            Menang-kalah. Strategi menang-kalah (win-lose strategy) adalah cara paling umum untuk memecahkan masalah konflik dalam masyarakat yang berbudaya kompetetitif. Pada umumnya, dalam situasi itu, salah satu pihak yang terlibat konflik bermaksud untuk menyusun berbagai kekuatannya agar menang dan pihak lain kalah. Beberapa contoh strategi menang-kalah dapat diketemukan dalam hubungan-hubungan atasan-bawahan, konfrontasi lini-staf, hubungan manajemen-serikat buruh, dan banyak situasi konflik lain yang terjadi dalam organisasi-organisasi sekarang. Strategi menang-kalah dapat mempunyai baik konsekuensi fungsional maupun disfungsional bagi organisasi. Konsekuensi fungsional adalah dalam hal penciptaan suatu dorongan kompetetitif untuk menang dan dapat menimbulkan kesatuan dan semangat korps di antara para individu atau kelompok dalam situasi konflik.

            Menang-menang. Strategi menang-menang (win-win strategy)untuk menyelesaikan konflik mungkin adalah yang paling diinginkan dari sudut pandangan manusiawi dan organisasional. Energi dan kreativitas lebih ditujukan pada pemecahan masalh-masalah dari pada “pemukulan” pihak lain. Strategi ini mengambil berbagai kebaikan aspek-aspek fungsional menang-kalah dan menghapus banyak aspek disfungsionalnya. Kebutuhan-kebutuhan kedua belah pihak di penuhi dan kedua belah pihak menerima hasil-hasil yang menguntungkan bersama. Filley, House dan Kerr menyatakan bahwa “berbagai strategi keputusan menang-menang bersangkutan dengan kebijakan-kebijakan yang lebih baik, pengalaman organisasi yang menguntungkan dan tawar-menawar yang lebih baik”.
Meskipun sedikit sulit untuk mencapai suatu penyelesaian suatu penyelesaian konflik antar pribadi menang-menang, strategi ini seharusnya menjadi tujuan utama manajemen konflik.

Konflik dan Kekerasan


Kekerasan merupakan konflik sosial yang tidak terkendali oleh masyarakat dengan mengabaikan norma dan nilai sosial  sehingga menimbulkan tindakan merusak. Dengan kata lain, kekerasan mengacu kepada tindakan agresi yang melanggar norma dan nilai sosial. Jenisnya ada dua , yaitu.
1.   kekerasan langsung (direct violence) adalah suatu bentuk kekerasan dengan sengaja.
2.   kekerasan tidak langsung (indirect violence) adalah suatu bentuk kekerasan yang mengurangihak asasi manusia. Misalnya, membiarkan orang dihakimi masa karena mencuri ayam milik tetangga.
Sedangkan tahapannya ada lima menurut Neil J smelser yaitu
1. situasi sosial (penjarahan yang terjadi pada 1998)
2. tekanan sosial
3. perkembangan perasaan kebencian
4. mobilisasi untuk bereaksi (tindakan yang terorganisasi)
5. pengawasan sosial (sosial control) yang mengakhiri kekerasan
Dari tahapan-tahapan dan jenis-jenis itu, pengendalian kekerasan dan konflik merupakan katub penyelamat (safety value) menurut george simel ada 7 cara untuk menghentikan konflik dan kekerasan, yaitu :
kemenangan salah satu pihak , kompromi , rekonsiliasi pihak yang bertikai , saling memafkan, kesepakatan damai , memberi perhatian , dan mengundang orang ketiga untuk damai

 

Design By:
SkinCorner